Jumat, 18 Maret 2016

Teori-teori Dalam Kebidanan



TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
1.Teori Reva Rubin
Rubin adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan pengamatan dilakukan selama lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000 respoden. Dia membedakan antara konsep dari posisi yaitu suatu status sosial yang diberikan kepada seseorang (misal guru atau ibu) dan konsep dari peran yang dilukiskan sebagai aktivitas dan tidakan yang dilakukan oleh individu tersebut yang menentukan dia mempunyai posisi tertentu. Seseorang mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan sebagai seorang anak perempuan, istri dan ibu juga sebagai bidan, pelajar juga sebagai karyawan. “Tindakan-tindakan yang diataur sekitar posisi, terdiri dari peran” (Rubin, 1967).
Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran seorang bidan dan hal apa saja yang dapat membantu atau menghambat atau berefek negatif terhadap proses pencapaian peran tersebut. Menurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran seorang ibu. Teori ini sangat berarti pula bagi calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan dalam kehamilan dan setelah menikah.
Penelitian ini dilakukan dengan bantuan para siswa bidan. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dan melalui telepon yang berlangsung selama 1-4 jam. Subjek penelitian didapatkan di klinik antenatal dan postnatal. Data-data berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian peran menjadi seorang ibu diberi kode kemudian dianalisis.
Mengacu pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi  khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan, antara lain:
a.       Kesejahteraan ibu dan bayinya
b.      Penerimaan dari masyarakat
c.       Penentuan identitas diri
d.      Mengerti tentang arti memberi dan menerima
Rubin mengatakan bahwa perubahan yang umumnya terjadi pada wanita ketika hamil diantaranya adalah:
a.       Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya
b.      Ibu memerlukan sosialisasi
Selain hal tersebut di atas, Rubin juga mengungkapkan bahwa arti dan efek kehamilan seorang wanita terhadap pasangan diantaranya adalah:
a.       Pasangan merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan setelah istri melahirkan
b.      Pria juga bisa mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil
c.       Anak yang dialahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu:
·         Hubungan ibu dengan pasangan
·         Hubungan ibu dengan janin yang berkembang
·         Hubungan individu dengan  individu yang unik dan anak
d.      Ibu tidak pernah lagi menjadi sendiri
e.       Tugas yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan:
·         Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh
·         Persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin
·         Penyelesaian dan identifikasi kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga
Dalam penelitiannya dan observasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa tujuan dari usaha seorang wanita dalam kehamilan adalah:
a.       Meyakinkan adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan
b.      Meyakinkan adanya penerimaan sosial bagi diri dan bayinya
c.       Meningkatkan ikatan tarik menarik dalam konstruksi dari image dan identitas dari saya dan Anda
d.      Mencari kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima
Tugas atau tujuan dari aktifitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan lebih ringkas oleh Josten (1981) sebagai berikut:
a.       Memastikan kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya
b.      Penerimaan sosial untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang berarti bagi mereka
c.       Keterikatan kepada si bayi
d.      Pemahaman dan kerumitan menjadi seorang ibu
Dari data yang telah dijelaskan oleh Josen, kemudian Rubin mengidentifikasikan 3 aspek reaksi umum pada wanita hamil yang meliputi:
a.       Trimester I
Ambivalen, takut, fantasi, khawatir.
b.      Trimester II
Perasaan lebih enak, meningkatkannya kebutuhan untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered.
c.       Trimester III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek. Menjadi lebih introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu hamil meliputi image ideal, image diri, dan body image:
a.       Gambaran tentang idaman (Image Ideal)
Sebuah gambaran ideal atau positif mengenai perempuan yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu yang baik. Seorang ibu muda akan mempunyai seseorang yang dijadikannya contoh bagaimana seharusnya menjadi seorang ibu.
b.      Gambaran tentang diri (Image Diri)
Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman. Gambaran diri seorang perempuan adalah bagaimana seorang perempuan tersebut memandang dirinya, sebagai bagian dari pengalaman diri, terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan.
c.       Gambaran tubuh (Body Image)
Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan selama proses kehamilan dan perubahan spesifik yang terjadi selama kehamilan serta setelah melahirkan.
Tahap-tahap psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya adalah:
a.      Anticipatory stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b.      Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.
c.       Plateu stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d.      Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran sudah berakhir.
Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu menurut Rubin adalah sebagai berikut:
a.       Taking On (Tahapan meniru, mimicry, dan bermain peran atau role play)
Seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu. Dalam tahap taking on terdapat kegiatan mimicry (peniruan) yaitu perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan cara melihat, mendengar dan melaksanakan pengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya: apa yang dilakukan saat persalian atau bagaimana pertumbuhan bayi pada hari-hari pertama, dan (mencoba berrmain peran) yaitu menciptakan kondisi di masa yang akan datang dengan sengaja, misalnya: berlatih merawat bayi dengan menjadi pengasuh anakk temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.
b.      Taking In (Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi)
Taking in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan di masa yang akan datang, misalnya: akan seperti apa proses persalinannya nanti atau baju apa yang akan dikenakan bayinya nanti. Kegiatan introjections, projection, dan rejection yang merupakan tahap dimana perempuan menirukan model-model yang ada sesuai dengan pendapatnya. Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam tahap ini, bisa terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya: saat ibu memandikan bayinya di rumah, dia akan melakukannya berdasarkan apa yang dipelajari di rumah sakit atau di tempat lainnya.
c.       Letting Go (Grief-Work)
Merupakan fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah dilaksanakannya. Perempuan tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu dan menghilangkan tindakan yang dia anggap sudah tidak tepat lagi.

Adaptasi Psikososial Postpartum
            Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat melahirkan. Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa postpartum dipengaruhi oleh:
·         Respon dan dukungan dari keluarga
·         Hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan
·         Pengalamanan melahirkan dan membesarkan anak yang terdahulu
·         Budaya
Rubin mengklasifikasikan tahapan adaptasi psikologi ini menjadi 3 periode, yaitu:
a.       Periode Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
1)      Ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2)      Perhatian ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya.
3)      Ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan.
4)      Memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.
5)      Nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal.
b.      Periode Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
1)      Ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya.
2)      Ibu akan memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB, dan daya tubuh.
3)      Ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok.
4)      Ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.
5)      Kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
c.       Periode Letting Go
1)      Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga.
2)      Ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.
2. Teori Ramona Mercer
            Mercer merupakan seorang perawat yang sangat perhatian terhadap proses persalinan. Dia adalah salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak karya ilmiah. Sepanjang karirnya selama 30 tahun, Mercer melakukan 2 penelitian penting yaitu efek stres antepartum pada keluarga dan pelaksanaan ibu. Teori Mercer lebih menekankan pada stres antepartum dan mencapai peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang perempuan pada awal postpartum, yang menunjukkan bahwa perempuan akan lebih mendekatkan diri pada bayinya dibanding dengan melakukan tugas sebagai seorang ibu pada umumnya.
a.       Efek Stres Antepartum
Stres antepartum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi berisiko tinggi dan peristiwa atau pengalaman atau pandangan negatif tentang peristiwa kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang dinamis yang meliputi subsistem-individu (bapak, ibu, janin atau bayi) dan pasangan (ibu-bapak, ibu-janin atau bayi, ayah-bayi) dalam sistem keluarga secara keseluruhan.
Riset Mercer dan kawan-kawan menjelaskan tentang efek stres antepartum terhadap fungsi keluarga sebagai satu kebutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai variabel dependen atau variabel bebas.
Ramona mengidentifikasikan 6 variabel independen yang berhubungan dengan status kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan anak dan fungsi keluarga yaitu: stres antepartum, dukungan sosial, self esteem, perasaan menguasai, kecemasan dan depresi.
Mercer kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen di atas, yaitu:
a.       Hubungan stres antepartum dengan individu
b.      Hubungan stres antepartum dengan pasangan individual
c.       Hubungan stres antepartum dengan fungsi keluarga
Kemudian pada tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stres antepartum terhadap fungsi keluarga yaitu bahwa variabel-variabel mempunyai efek negatif atau positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan sebagai berikut: stres dari peristiwa kehidupan yang negatif dan risiko atau komplikasi kehamilan. Harga diri dan status kesehatan, dan support sosial diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negatif langsung terhadap kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negatif terhadap fungsi langsung terhadap keluarga.
Mercer kemudian menguji coba model efek stres antepartum terhadap fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di Rumah Sakit dengan risiko atau komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan risiko rendah. Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan kehamilan risiko tinggi mengalami fungsi  keluarga yang kurang optimal daripada keluarga para wanita dengan kehamilan risiko rendah.
Stres Antepartum adalam komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam hidup seorang wanita. Tujuan asuhan yang diberikan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri ibu. Penelitian Mercer menunjukkan ada 6 faktor yang berkembang dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1)      Hubungan interpersonal
2)      Peran keluarga
3)      Stres antepartum
4)      Dukungan sosial
5)      Rasa percaya diri
6)      Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi
Maternal role (peran ibu) menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap tentang dirinya sendiri.
b.      Pencapaian Peran Ibu
Salah satu dari penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian Peran Ibu “Menjadi seorang ibi berarti mengambil suatu identitas baru”. Mengambil suatu identitas baru mencakup suatu pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali mengenai dirinya sendiri.
Bidan di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu, karena menurut Mercer, minat peran ini adalah penting karena beberapa orang mengalami kesulitan dalam memikul peran ini, dimana menurut Mercer, ada konsekuensinya untuk anak-anak mereka. “Sementara kebanyakan wanita mencapai peran ini dengan sukses, ada sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika) mengalami kesulitan dengan peran ini, yang terbukti dengan sejumlah penganiayaan dalam menelantarkan anak-anak” (Mercer, 1981)
Mercer, seperti Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi (interactionist) dalam memahami proses dimana seseorang mengalami suatu peran baru. Pandangan dari interactionist adalah bahwa cara seseorang berperan dan bertindak dalam suatu peran tergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka alami dengan orang-orang di sekitarnya, misalnya suaminya, keluarganya, dan orang lain.
Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan terjadi ikatan kasih dengan bayinya. Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambil peran dan partner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan mengubah perilaku tergantung dari respon orang lain (Mercer,1986).
Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan dari diri mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasar teori dari penelitian dalam teori pencapaian peran yang mengidentifikasikan 4 tahap dalam pencapaian peran yaitu: pendahuluan (anticipatory), formal, informal dan tahap personal.
Peran ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspreskan kepuasan dan penghargaan peran. Lebih lanjut, Mercer menyebutkan tentang stres antepartum terhadap fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif. Biala fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stres antepartum. Stres antepartum karena risiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan, maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi rasa tidak percaya dirinya selama kehamilan atau mengatasi stres antepartum.
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan (trimester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas dan menopause merupakan hal yang fisiologis.
 Perubahan yang dialami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stres antepartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang dialami oleh ibu hamil antara lain adalah:
·         Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya
·         Ibu memerlukan sosialisasi
·         Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya
·         Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya
Contoh: Ibu Rikka hamil 2 bulan, ini kehamilannya yang ke-2, kehamilan yang lalu Ibu Rika mengalami abortus. Ibu Rika sangat berhati-hati dalam kehamilannya ini dan ia sangat khawatir bila terjadi hal yang sama pada kehamilannya yang lalu, sehingga ia merasa cemas berlebihan, ia tidak mau melakukan aktifitas apa pun, sepanjang hari Ibu Rika hanya tiduran saja, ia merasa stres dengan kehamilan ini. Bidan Evi memberikan asuhan sesuai dengan teori Ramona, yang menekankan pemberian asuhan pada ibu hamil yang mengalami stres antepartum akibat pengalaman negatif yang lalu atau komplikasi dari kehamilan (resti) sehingga ibu hamil dapat memiliki kepercayaan diri kembali dalam menjalani kehamilannya. Bidan Evi menganjurkan agar Ibu Rika menerima kehamilan dengan rasa bahagia tanpa ada kecemasan karena dapat mempengaruhi perkembangan janinnya.
Empat tahapan dalam pelaksanaan peran ibu menurut Mercer adalah sebagai berikut:
a.       Anticipatory
Saat sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologi dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b.      Formal
Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya,bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.
c.       Informal
Dimana wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
d.      Personal
Merupakan tahap terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Menurut Mercer, wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a.       Faktor ibu:
1)      Umur ibu pada waktu melahirkan
2)      Persepsi ibu pada waktu melahirkan pertama kali
3)      Stres sosial
4)      Memisahkan ibu dengan anak secepatnya
5)      Dukungan sosial
6)      Konsep diri
7)      Sifat pribadi
8)      Sikap terhadap membesarkan anak
9)      Status kesehatan ibu
b.      Faktor bayi:
1)      Temperamen
2)      Kesehatan bayi
c.       Faktor-faktor lainnya:
1)      Latar belakang etnik
2)      Status perkawinan
3)      Status ekonomi
Dari faktor dukungan sosial, Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung:
a.       Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b.      Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri.
c.       Physical support, misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana.
d.      Appraisal support, ini memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
Sebagai perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah melahirkan).
Peran ibu diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pencapaian peran ini dan kontribusi dari stres antepartum.
Pada masa postpartum, Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama tahun pertama yang terdiri dari:
a.       Physical recovery phase (mulai lahir sampai 1 bulan)
b.      Achievement phase (2-4/5 bulan)
c.       Disruption phase (6-8 bulan)
d.      Reorganisation phase (8-12 bulan)
Fase-fase adaptasi di atas mencakup tiga level, yaitu level biologi, psikologi, dan sosial. Level biologi meliputi pemulihan fisik dan adaptasinya terhadap tumbuh kembang bayi. Level psikologi merupakan reaksi dan persepsi wanita tentang menjadi ibu. Level sosial meliputi perubahan-perubahan dalam hubungan sosial pada tahun pertama.
Proses adaptasi pada setiap fase di atas sangat bervariasi. Pada phase physical recovery, adaptasi level biologi lebih menonjol. Sedangkan pada phase lebih lanjut, adaptasi level psikologi dan sosial menjadi lebih menonjol.
Stres dari pengalaman hidup yang buruk dan kehamilan berisiko membawa akibat negatif secara langsung pada penghargaan diri dan status kesehatannya: penghargaan diri, status kesehatan, dan dukungan sosial membawa akibat positif secara langsung pada penguasaan perasaan dan kemampuan orang tua: penguasaan membawa perasaan akibat negatif secara langsung pada kegelisahan dan kehilangan dimana akhirnya juga membawa akibat negatif secara langsung pada fungsi keluarga.


3. Teori Ernestine Wiedenbach
Ernestine adalah seorang perawat kebidanan lulusan Fakultas Kebidanan Universitas Yale, yang sangat tertarik pada masalah seputar kebidanan maternitas yang terfokus pada keluarga (Family-Centered Maternity Nursing).
Dia adalah seorang perawat yang telah bekerja selama 20 tahun. Kemudian ia selesaikan kualifikasi nurse-midwife tahun 1946. Selain berpengalaman sebagai perawat dengan bekerja di klinik selama puluhan tahun, ia juga seorang penulis yang telah menghasilkan beberapa penelitian salah satunya bersama ahli filsafat bernama Dickoff. Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya Family-Centered Maternity Nursing.
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktik.
Konsep yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam kebidanan, yaitu:
1.      The agent: perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2.      The recipient: wanita, keluarga, masyarakat
3.      The goal: goal dari intervensi (tujuan)
4.      The means: metode untuk mencapai tujuan
5.      The framework: kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan profesional)
Konsep yang luas Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam kebidanan:
1.      The Agent (Perantara)
Meliputi perawat, bidan dan orang lain.
Ernestine mengutarakan empat konsep yang memengaruhi praktik kebidanan yaitu filosofi, tujuan, praktik dan seni. Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera mengembangkan kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
Bidan menjadi agen bagi klien dalam mencapai tujuan. Model ini menekankan perlunya mempertimbangkan keyakinan atau teman sejawat atau kolega dalam memberikan asuhan. Filosofi Weidenbach tentang asuhan kebidanan ditunjukkan dalam uraian mengenai tujuan pokok maternity-nursing yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ibu dan bayi namun meluas hingga pemenuhan kebutuhan ibu dan ayah dalam mengembangkan kekuatan dari dalam dengan penuh percaya diri dalam rangka mempersiapkan dan mencapai peran mereka sebagai orang tua.
2.      The Recipient (Penerima)
Meliputi wanita, keluarga, masyarakat.           
Menurut Wiedenbach adalah untuk memenuhi kebutuhannya terhadap bantuan. Individu penerima harus dipandang sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri. Jadi perawat atau bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Recipient menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan.
Penerimaan asuhan adalah wanita dalam masa reproduksi keluarganya dan masyarakat yang karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan muncul karena adanya kondisi tertentu, misal: kehamilan, persalinan, nifas dan sebagainya.
Recipient menurut Weidenbach adalah “individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan bantuan (a need for help)”. Bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi hanya bila terdapat kendala yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan secara memuaskan.
3.      The Goal atau Purpose
Tujuan dari proses kebidanan adalah membantu orang yang membutuhkan bantuan. Perawat atau bidan harus bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien yang terlihat melalui perilakunya yang disesuaikan  dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan fisik, emosial dan fisiologikal. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien atau klien, bidan atau perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan serta pikirannya.
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menentukan goal. Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka baru dapat diperkirakan goal atau tujuan yang akan dicapai dengan pertimbangan tingkah laku fisik, emosional, atau fisiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.
4.      The Means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahap, yaitu:
a. Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide
b. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan (ministion)
c. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d. Mengoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
Untuk mengidentifikasi kebutuhan ini diperlukan:
·         Pengetahuan: untuk bisa memahami kebutuhan pasien atau klien
·         Judgement (penilaian): kemampuan pengambilan keputusan
·         Keterampilan: kemampuan perawat atau bidan memenuhi kebutuhan pasien
e. The Framework lingkungan sosial, organisasi dan profesi
          Kelima kelompok Wiedenbach dapat digambarkan dalam bagian:
·         Identifikasi
·         Mempersiapkan
·         Koordinasi
·         Validasi
4. Teori Ela Joy Lehrman dan Morten
          Dalam menjalankan profesi kebidanan, Ela Joy Lehrman melihat makin banyaknya tugas yang dibebankan pada bidan yang harus dilaksanakan dengan penuh profesionalisme dan tanggung jawab. Dengan pandangan Ela Joy Lehrman tersebut menjadi latar belakang munculnya teori kebidanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Teori Lehrman ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik pemberian asuhan pada wanita hamil dan memberi pertolongan persalinan.
            Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin, dkk 1983 dan Robinson 1985 mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang koprehensif dan memberikan nasihat dalam pelayanan kebidanan seperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan nasihat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan mereka belajar sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya memberi asuhan ibu bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara retorik resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yang dialami oleh ibu di klinik spesialis.
Lehrman menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukkan perbedaan antara prosedur administrasi yang dibebankan serta manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang diterima wanita di klinik kebidanan. Hubungan antara identifikasi faktor risiko dan keefektifan dari antenatal care terhadap hasil yang diinginkan belum terpenuhi. Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman seorang wanita dengan seorang bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan dalam praktik. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Lehrman yaitu mengidentifikasi komponen-komponen yang saling memengaruhi dalam praktik kebidanan.
Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalin. Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan. Klien ikut bertanggungjawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut jantung janin.
Lehrman dan Morten mengemukakan 8 konsep penting dalam pelayanan antenatal:
a.       Asuhan Kebidanan yang berkesinambungan
b.      Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
c.       Pendidikan konseling merupakan sebagian dari asuhan
d.      Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan
e.       Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f.       Advokasi dari pelayanan kebidanan
g.      Waktu
Dari kedelapan komponen yang dibuat Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien pascapartum. Dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada kedelapan konsep yang dibuat oleh Lehrman, yaitu:
a.       Teknik Teraupetik
Teknik teraupatik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.
Proses komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang lebih mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses perkembangan dan penyembuhan pasien atau klien. Teraupetik dapat dilakukan dengan menunjukkan sikap, misalnya:
·         Mendengar aktif
·         Mengkaji masalah
·         Klarifikasi masalah
·         Humor
·         Sikap yang tidak menuduh
·         Pengakuan kesalahan
·         Fasilitasi
·         Pemberian izin
b.      Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan. Bidan melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri klien. Indikatornya antara lain: penguatan atau penegasan (affirmation), memvalidasi, meyakinkan kembali, dukungan (support).
c.       Hubungan dengan sesama (Laternal Relationship)
Hubungan laternal diartikan sebagai: bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri keterbukaan (self of opennes), menjalin hubungan yang baik dengan klien, saling menghargai di antara bidan dan klien, indikator hubungan lateral adalah: kesejajaran, empati, berbagi pengalaman atau perasaan.
Lehrman dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas menunjukkan area praktik kebidanan.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Dunia Kebidanan Blogger Template by Ipietoon Blogger Template