TEORI-TEORI
YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN
1.Teori Reva Rubin
Rubin
adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan teori
tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian dan
pengamatan dilakukan selama lebih dari 20 tahun dengan lebih dari 6000
respoden. Dia membedakan antara konsep dari posisi yaitu suatu status sosial
yang diberikan kepada seseorang (misal guru atau ibu) dan konsep dari peran
yang dilukiskan sebagai aktivitas dan tidakan yang dilakukan oleh individu
tersebut yang menentukan dia mempunyai posisi tertentu. Seseorang mempunyai
posisi berbeda dalam tahapan hidupnya yang berbeda dan juga dapat mempunyai
posisi ganda pada waktu yang bersamaan sebagai seorang anak perempuan, istri
dan ibu juga sebagai bidan, pelajar juga sebagai karyawan. “Tindakan-tindakan
yang diataur sekitar posisi, terdiri dari peran” (Rubin, 1967).
Tujuan
riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana wanita tersebut mampu mengambil
peran seorang bidan dan hal apa saja yang dapat membantu atau menghambat atau
berefek negatif terhadap proses pencapaian peran tersebut. Menurut Rubin untuk
mencapai peran tersebut seorang wanita membutuhkan proses belajar berupa
latihan-latihan. Dalam proses ini wanita diharapkan mampu mengidentifikasi
bagaimana wanita tersebut mampu mengambil peran seorang ibu. Teori ini sangat
berarti pula bagi calon ibu untuk mempelajari peran yang akan dialaminya kelak
sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan dalam kehamilan dan setelah
menikah.
Penelitian
ini dilakukan dengan bantuan para siswa bidan. Data dikumpulkan melalui
wawancara langsung dan melalui telepon yang berlangsung selama 1-4 jam. Subjek
penelitian didapatkan di klinik antenatal dan postnatal. Data-data berkaitan
dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian peran menjadi seorang ibu
diberi kode kemudian dianalisis.
Mengacu
pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini seorang
wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas atau latihan.
Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang
akan dialaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan
yang terjadi khususnya perubahan
psikososial dalam kehamilan dan setelah persalinan.
Menurut
Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-harapan, antara lain:
a.
Kesejahteraan ibu dan bayinya
b.
Penerimaan dari masyarakat
c.
Penentuan identitas diri
d.
Mengerti tentang arti memberi dan
menerima
Rubin
mengatakan bahwa perubahan yang umumnya terjadi pada wanita ketika hamil
diantaranya adalah:
a. Ibu
cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat
berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan janinnya
b. Ibu
memerlukan sosialisasi
Selain
hal tersebut di atas, Rubin juga mengungkapkan bahwa arti dan efek kehamilan
seorang wanita terhadap pasangan diantaranya adalah:
a. Pasangan
merasakan perubahan tubuh pasangannya pada kehamilan 8 bulan sampai 3 bulan
setelah istri melahirkan
b. Pria
juga bisa mengalami perubahan fisik dan psikososial selama pasangannya hamil
c. Anak
yang dialahirkan merupakan gabungan dari 3 perbedaan yang ada, yaitu:
·
Hubungan ibu dengan pasangan
·
Hubungan ibu dengan janin yang
berkembang
·
Hubungan individu dengan individu yang unik dan anak
d. Ibu
tidak pernah lagi menjadi sendiri
e. Tugas
yang harus dilakukan seorang wanita atau pasangan dalam kehamilan:
·
Percaya bahwa ia hamil dan berhubungan
dengan janin dalam satu tubuh
·
Persiapan terhadap pemisahan secara
fisik pada kelahiran janin
·
Penyelesaian dan identifikasi
kebingungan seiring dengan peran transisi untuk mempersiapkan fungsi keluarga
Dalam
penelitiannya dan observasinya lebih dari 20 tahun Rubin menyimpulkan bahwa
tujuan dari usaha seorang wanita dalam kehamilan adalah:
a. Meyakinkan
adanya keamanan bagi diri dan bayinya selama kehamilan dan persalinan
b. Meyakinkan
adanya penerimaan sosial bagi diri dan bayinya
c. Meningkatkan
ikatan tarik menarik dalam konstruksi dari image dan identitas dari saya dan
Anda
d. Mencari
kedalaman dari arti tindakan transitif dari memberi dan menerima
Tugas
atau tujuan dari aktifitas selama hamil, bersalin dan puerpurium digambarkan
lebih ringkas oleh Josten (1981) sebagai berikut:
a. Memastikan
kesejahteraan fisik untuk dirinya dan bayinya
b. Penerimaan
sosial untuk dirinya dan bayinya oleh orang-orang berarti bagi mereka
c. Keterikatan
kepada si bayi
d. Pemahaman
dan kerumitan menjadi seorang ibu
Dari
data yang telah dijelaskan oleh Josen, kemudian Rubin mengidentifikasikan 3
aspek reaksi umum pada wanita hamil yang meliputi:
a. Trimester
I
Ambivalen, takut, fantasi, khawatir.
b. Trimester
II
Perasaan lebih enak, meningkatkannya kebutuhan
untuk mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi
narsistik, pasif, introvert, kadang egosentrik dan self centered.
c. Trimester
III
Berperasaan aneh, sembrono, jelek. Menjadi lebih
introvert, merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.
Tiga
aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu hamil meliputi image ideal, image
diri, dan body image:
a. Gambaran
tentang idaman (Image Ideal)
Sebuah gambaran ideal atau positif
mengenai perempuan yang berhasil melaksanakan perannya sebagai ibu yang baik.
Seorang ibu muda akan mempunyai seseorang yang dijadikannya contoh bagaimana
seharusnya menjadi seorang ibu.
b. Gambaran
tentang diri (Image Diri)
Gambaran mengenai dirinya sendiri dihasilkan
melalui pengalaman. Gambaran diri seorang perempuan adalah bagaimana seorang
perempuan tersebut memandang dirinya, sebagai bagian dari pengalaman diri,
terkait dengan peran ibu yang akan dilakukan.
c. Gambaran
tubuh (Body Image)
Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan selama
proses kehamilan dan perubahan spesifik yang terjadi selama kehamilan serta
setelah melahirkan.
Tahap-tahap
psikososial yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya adalah:
a.
Anticipatory
stage
Seorang ibu mulai melakukan latihan
peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
b.
Honeymoon
stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran
dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota
keluarga yang lain.
c.
Plateu
stage
Ibu akan mencoba apakah ia mampu
berperan sebagai seorang ibu. Tahap ini memerlukan waktu beberapa minggu sampai
ibu kemudian melanjutkan sendiri.
d.
Disengagement
Merupakan tahap penyelesaian yang mana latihan peran
sudah berakhir.
Beberapa
tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi ibu menurut Rubin adalah sebagai
berikut:
a. Taking On
(Tahapan meniru, mimicry, dan bermain
peran atau role play)
Seorang
wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan
melakukan peran seorang ibu. Dalam tahap taking
on terdapat kegiatan mimicry
(peniruan) yaitu perempuan meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil
dengan cara melihat, mendengar dan melaksanakan pengalaman menjadi seorang ibu.
Misalnya: apa yang dilakukan saat persalian atau bagaimana pertumbuhan bayi
pada hari-hari pertama, dan (mencoba berrmain peran) yaitu menciptakan kondisi
di masa yang akan datang dengan sengaja, misalnya: berlatih merawat bayi dengan
menjadi pengasuh anakk temannya atau mencoba menyuapi anak kecil.
b. Taking In
(Fantasi dan Introyeksi-Proyeksi-Rejeksi)
Taking
in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru tetapi
sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan di masa yang akan datang,
misalnya: akan seperti apa proses persalinannya nanti atau baju apa yang akan
dikenakan bayinya nanti. Kegiatan introjections,
projection, dan rejection yang
merupakan tahap dimana perempuan menirukan model-model yang ada sesuai dengan
pendapatnya. Wanita mencoba mengolah pesan dan membandingkan gambaran ideal
tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya sendiri. Dalam tahap ini, bisa
terjadi proses penerimaan dan penolakan. Misalnya: saat ibu memandikan bayinya
di rumah, dia akan melakukannya berdasarkan apa yang dipelajari di rumah sakit
atau di tempat lainnya.
c. Letting Go
(Grief-Work)
Merupakan
fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah
dilaksanakannya. Perempuan tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di masa lalu
dan menghilangkan tindakan yang dia anggap sudah tidak tepat lagi.
Adaptasi
Psikososial Postpartum
Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap
ibu baru, bahkan lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat saat
melahirkan. Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa postpartum dipengaruhi oleh:
·
Respon dan dukungan dari keluarga
·
Hubungan antara melahirkan dengan
harapan-harapan
·
Pengalamanan melahirkan dan membesarkan
anak yang terdahulu
·
Budaya
Rubin
mengklasifikasikan tahapan adaptasi psikologi ini menjadi 3 periode, yaitu:
a.
Periode
Taking In (hari ke 1-2 setelah melahirkan)
1) Ibu
masih pasif dan tergantung pada orang lain.
2) Perhatian
ibu tertuju pada kekhawatiran pada perubahan tubuhnya.
3) Ibu
akan mengulangi pengalaman-pengalaman waktu melahirkan.
4) Memerlukan
ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi normal.
5) Nafsu
makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi.
Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak
berlangsung normal.
b.
Periode
Taking Hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan)
1) Ibu
memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan
bayinya.
2) Ibu
akan memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB, dan daya
tubuh.
3) Ibu
berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong,
menyusui, memandikan dan mengganti popok.
4) Ibu
cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi.
5) Kemungkinan
ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya.
c. Periode Letting Go
1) Terjadi
setelah ibu pulang ke rumah dan dipengaruhi oleh dukungan serta perhatian
keluarga.
2) Ibu
sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi
sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial.
2.
Teori Ramona Mercer
Mercer merupakan seorang perawat yang sangat perhatian
terhadap proses persalinan. Dia adalah salah satu murid Reva Rubin yang telah
menghasilkan banyak karya ilmiah. Sepanjang karirnya selama 30 tahun, Mercer
melakukan 2 penelitian penting yaitu efek stres antepartum pada keluarga dan
pelaksanaan ibu. Teori Mercer lebih menekankan pada stres antepartum dan
mencapai peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang perempuan pada awal postpartum,
yang menunjukkan bahwa perempuan akan lebih mendekatkan diri pada bayinya
dibanding dengan melakukan tugas sebagai seorang ibu pada umumnya.
a. Efek
Stres Antepartum
Stres
antepartum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi berisiko
tinggi dan peristiwa atau pengalaman atau pandangan negatif tentang peristiwa
kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang dinamis yang meliputi
subsistem-individu (bapak, ibu, janin atau bayi) dan pasangan (ibu-bapak,
ibu-janin atau bayi, ayah-bayi) dalam sistem keluarga secara keseluruhan.
Riset
Mercer dan kawan-kawan menjelaskan tentang efek stres antepartum terhadap
fungsi keluarga sebagai satu kebutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan
timbal balik ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status
kesehatan sebagai variabel dependen atau variabel bebas.
Ramona
mengidentifikasikan 6 variabel independen yang berhubungan dengan status
kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan anak dan fungsi keluarga yaitu: stres
antepartum, dukungan sosial, self esteem, perasaan menguasai, kecemasan dan
depresi.
Mercer
kemudian mempresentasikan 3 model yang mendukung hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen di atas, yaitu:
a.
Hubungan stres antepartum dengan
individu
b.
Hubungan stres antepartum dengan
pasangan individual
c.
Hubungan stres antepartum dengan fungsi
keluarga
Kemudian
pada tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stres
antepartum terhadap fungsi keluarga yaitu bahwa variabel-variabel mempunyai
efek negatif atau positif terhadap fungsi keluarga, yang dapat diuraikan
sebagai berikut: stres dari peristiwa kehidupan yang negatif dan risiko atau komplikasi
kehamilan. Harga diri dan status kesehatan, dan support sosial diprediksi
mempunyai efek positif langsung terhadap rasa penguasaan (sense of mastery).
Sense of mastery diperkirakan mempunyai efek negatif langsung terhadap
kecemasan, yang pada akhirnya mempunyai efek negatif terhadap fungsi langsung
terhadap keluarga.
Mercer
kemudian menguji coba model efek stres antepartum terhadap fungsi keluarga pada
para wanita yang dirawat di Rumah Sakit dengan risiko atau komplikasi
kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita dengan kehamilan risiko rendah.
Hasilnya ternyata bahwa wanita dengan kehamilan risiko tinggi mengalami
fungsi keluarga yang kurang optimal
daripada keluarga para wanita dengan kehamilan risiko rendah.
Stres
Antepartum adalam komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negatif dalam
hidup seorang wanita. Tujuan asuhan yang diberikan adalah memberikan dukungan
selama hamil untuk mengurangi ketidakpercayaan diri ibu. Penelitian Mercer
menunjukkan ada 6 faktor yang berkembang dengan status kesehatan ibu, yaitu:
1)
Hubungan interpersonal
2)
Peran keluarga
3)
Stres antepartum
4)
Dukungan sosial
5)
Rasa percaya diri
6)
Penguasaan rasa takut, ragu, dan depresi
Maternal
role (peran ibu) menurut Mercer adalah bagaimana seorang ibu memperoleh
identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap tentang
dirinya sendiri.
b.
Pencapaian Peran Ibu
Salah
satu dari penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian Peran Ibu “Menjadi
seorang ibi berarti mengambil suatu identitas baru”. Mengambil suatu identitas
baru mencakup suatu pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan
kembali mengenai dirinya sendiri.
Bidan
di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu, karena menurut Mercer,
minat peran ini adalah penting karena beberapa orang mengalami kesulitan dalam
memikul peran ini, dimana menurut Mercer, ada konsekuensinya untuk anak-anak
mereka. “Sementara kebanyakan wanita mencapai peran ini dengan sukses, ada
sekitar 1-2 juta ibu (di Amerika) mengalami kesulitan dengan peran ini, yang terbukti
dengan sejumlah penganiayaan dalam menelantarkan anak-anak” (Mercer, 1981)
Mercer,
seperti Rubin mengambil pendekatan saling mempengaruhi (interactionist) dalam
memahami proses dimana seseorang mengalami suatu peran baru. Pandangan dari
interactionist adalah bahwa cara seseorang berperan dan bertindak dalam suatu
peran tergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka alami dengan orang-orang
di sekitarnya, misalnya suaminya, keluarganya, dan orang lain.
Pencapaian
peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam
suatu kurun waktu, sementara itu akan terjadi ikatan kasih dengan bayinya.
Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam
peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambil
peran dan partner si peran, setiap respon terhadap isyarat dari orang lain dan
mengubah perilaku tergantung dari respon orang lain (Mercer,1986).
Penampilan
peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan pandangan
dari diri mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasar teori dari penelitian
dalam teori pencapaian peran yang mengidentifikasikan 4 tahap dalam pencapaian
peran yaitu: pendahuluan (anticipatory), formal, informal dan tahap personal.
Peran
ibu dapat dicapai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspreskan
kepuasan dan penghargaan peran. Lebih lanjut, Mercer menyebutkan tentang stres
antepartum terhadap fungsi keluarga baik yang positif maupun negatif. Biala
fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stres antepartum.
Stres antepartum karena risiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap
status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan, maka ibu dapat mengurangi
atau mengatasi rasa tidak percaya dirinya selama kehamilan atau mengatasi stres
antepartum.
Perubahan
yang terjadi pada ibu hamil selama kehamilan (trimester I, II dan III)
merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa
menarche, kehamilan, nifas dan menopause merupakan hal yang fisiologis.
Perubahan yang dialami oleh ibu, selama
kehamilan terkadang dapat menimbulkan stres antepartum, sehingga bidan harus
memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara
fisiologis (normal), perubahan yang dialami oleh ibu hamil antara lain adalah:
·
Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih
memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat
memperhatikan perkembangan bayinya
·
Ibu memerlukan sosialisasi
·
Ibu cenderung merasa khawatir terhadap
perubahan yang terjadi pada tubuhnya
·
Ibu memasuki masa transisi yaitu dari
masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya
Contoh:
Ibu Rikka hamil 2 bulan, ini kehamilannya yang ke-2, kehamilan yang lalu Ibu
Rika mengalami abortus. Ibu Rika sangat berhati-hati dalam kehamilannya ini dan
ia sangat khawatir bila terjadi hal yang sama pada kehamilannya yang lalu,
sehingga ia merasa cemas berlebihan, ia tidak mau melakukan aktifitas apa pun,
sepanjang hari Ibu Rika hanya tiduran saja, ia merasa stres dengan kehamilan
ini. Bidan Evi memberikan asuhan sesuai dengan teori Ramona, yang menekankan
pemberian asuhan pada ibu hamil yang mengalami stres antepartum akibat
pengalaman negatif yang lalu atau komplikasi dari kehamilan (resti) sehingga
ibu hamil dapat memiliki kepercayaan diri kembali dalam menjalani kehamilannya.
Bidan Evi menganjurkan agar Ibu Rika menerima kehamilan dengan rasa bahagia
tanpa ada kecemasan karena dapat mempengaruhi perkembangan janinnya.
Empat
tahapan dalam pelaksanaan peran ibu menurut Mercer adalah sebagai berikut:
a.
Anticipatory
Saat
sebelum wanita menjadi ibu, dimana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial
dan psikologi dengan mempelajari segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang ibu.
b.
Formal
Wanita
memasuki peran ibu yang sebenarnya,bimbingan peran dibutuhkan sesuai dengan
kondisi sistem sosial.
c.
Informal
Dimana
wanita sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya.
d.
Personal
Merupakan
tahap terakhir, dimana wanita sudah mahir melakukan perannya sebagai ibu.
Menurut
Mercer, wanita dalam mencapai peran ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a.
Faktor ibu:
1) Umur
ibu pada waktu melahirkan
2) Persepsi
ibu pada waktu melahirkan pertama kali
3) Stres
sosial
4) Memisahkan
ibu dengan anak secepatnya
5) Dukungan
sosial
6) Konsep
diri
7) Sifat
pribadi
8) Sikap
terhadap membesarkan anak
9) Status
kesehatan ibu
b.
Faktor bayi:
1) Temperamen
2) Kesehatan
bayi
c.
Faktor-faktor lainnya:
1) Latar
belakang etnik
2) Status
perkawinan
3) Status
ekonomi
Dari
faktor dukungan sosial, Mercer mengidentifikasikan adanya 4 faktor pendukung:
a.
Emotional support, yaitu perasaan mencintai,
penuh perhatian, percaya dan mengerti.
b.
Informational support, yaitu memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk
menolong dirinya sendiri.
c.
Physical support, misalnya dengan
membantu merawat bayi dan memberikan tambahan dana.
d.
Appraisal support, ini memungkinkan
individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran ibu.
Sebagai
perbandingan, Rubin menyebutkan peran ibu sudah dimulai sejak ibu mulai hamil 6
bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah
setelah bayi lahir (3-7 bulan setelah melahirkan).
Peran
ibu diharapkan oleh Mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam
melaksanakan tugas dalam adaptasi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
memengaruhi pencapaian peran ini dan kontribusi dari stres antepartum.
Pada
masa postpartum, Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama tahun
pertama yang terdiri dari:
a.
Physical recovery phase (mulai lahir
sampai 1 bulan)
b.
Achievement phase (2-4/5 bulan)
c.
Disruption phase (6-8 bulan)
d.
Reorganisation phase (8-12 bulan)
Fase-fase
adaptasi di atas mencakup tiga level, yaitu level biologi, psikologi, dan
sosial. Level biologi meliputi pemulihan fisik dan adaptasinya terhadap tumbuh
kembang bayi. Level psikologi merupakan reaksi dan persepsi wanita tentang
menjadi ibu. Level sosial meliputi perubahan-perubahan dalam hubungan sosial
pada tahun pertama.
Proses
adaptasi pada setiap fase di atas sangat bervariasi. Pada phase physical
recovery, adaptasi level biologi lebih menonjol. Sedangkan pada phase lebih
lanjut, adaptasi level psikologi dan sosial menjadi lebih menonjol.
Stres
dari pengalaman hidup yang buruk dan kehamilan berisiko membawa akibat negatif
secara langsung pada penghargaan diri dan status kesehatannya: penghargaan
diri, status kesehatan, dan dukungan sosial membawa akibat positif secara
langsung pada penguasaan perasaan dan kemampuan orang tua: penguasaan membawa
perasaan akibat negatif secara langsung pada kegelisahan dan kehilangan dimana
akhirnya juga membawa akibat negatif secara langsung pada fungsi keluarga.
3. Teori Ernestine Wiedenbach
Ernestine
adalah seorang perawat kebidanan lulusan Fakultas Kebidanan Universitas Yale,
yang sangat tertarik pada masalah seputar kebidanan maternitas yang terfokus
pada keluarga (Family-Centered Maternity Nursing).
Dia
adalah seorang perawat yang telah bekerja selama 20 tahun. Kemudian ia
selesaikan kualifikasi nurse-midwife tahun 1946. Selain berpengalaman sebagai
perawat dengan bekerja di klinik selama puluhan tahun, ia juga seorang penulis
yang telah menghasilkan beberapa penelitian salah satunya bersama ahli filsafat
bernama Dickoff. Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian
melainkan hasil pemikirannya yang dituangkan dalam bukunya Family-Centered
Maternity Nursing.
Ernestine
Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan
persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach mengembangkan
teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan observasinya dalam praktik.
Konsep
yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam kebidanan, yaitu:
1.
The agent: perawat, bidan, atau tenaga
kesehatan lain
2.
The recipient: wanita, keluarga,
masyarakat
3.
The goal: goal dari intervensi (tujuan)
4.
The means: metode untuk mencapai tujuan
5.
The framework: kerangka kerja
(organisasi sosial, lingkungan sosial, dan profesional)
Konsep
yang luas Wiedenbach yang nyata ditemukan dalam kebidanan:
1.
The Agent (Perantara)
Meliputi
perawat, bidan dan orang lain.
Ernestine
mengutarakan empat konsep yang memengaruhi praktik kebidanan yaitu filosofi,
tujuan, praktik dan seni. Filosofi yang dikemukakan adalah tentang kebutuhan
ibu dan bayi yang segera mengembangkan kebutuhan untuk persiapan menjadi orang
tua.
Bidan
menjadi agen bagi klien dalam mencapai tujuan. Model ini menekankan perlunya
mempertimbangkan keyakinan atau teman sejawat atau kolega dalam memberikan
asuhan. Filosofi Weidenbach tentang asuhan kebidanan ditunjukkan dalam uraian
mengenai tujuan pokok maternity-nursing yang tidak hanya memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi namun meluas hingga pemenuhan kebutuhan ibu dan ayah dalam
mengembangkan kekuatan dari dalam dengan penuh percaya diri dalam rangka
mempersiapkan dan mencapai peran mereka sebagai orang tua.
2.
The Recipient (Penerima)
Meliputi
wanita, keluarga, masyarakat.
Menurut
Wiedenbach adalah untuk memenuhi kebutuhannya terhadap bantuan. Individu
penerima harus dipandang sebagai seseorang yang kompeten dan mampu melakukan
segalanya sendiri. Jadi perawat atau bidan memberi pertolongan hanya apabila
individu tersebut mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
Recipient menurut Wiedenbach adalah individu yang mampu menentukan kebutuhannya
akan bantuan.
Penerimaan
asuhan adalah wanita dalam masa reproduksi keluarganya dan masyarakat yang
karena suatu hal tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan muncul karena
adanya kondisi tertentu, misal: kehamilan, persalinan, nifas dan sebagainya.
Recipient
menurut Weidenbach adalah “individu yang mampu menentukan kebutuhannya akan
bantuan (a need for help)”. Bidan perlu melakukan tindakan atau intervensi
hanya bila terdapat kendala yang menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi
kebutuhan secara memuaskan.
3.
The Goal atau Purpose
Tujuan
dari proses kebidanan adalah membantu orang yang membutuhkan bantuan. Perawat
atau bidan harus bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien yang terlihat melalui
perilakunya yang disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan fisik, emosial dan
fisiologikal. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien atau klien, bidan atau
perawat harus menggunakan mata, telinga, tangan serta pikirannya.
Disadari
bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum menentukan goal.
Bila sudah diketahui kebutuhan ini, maka baru dapat diperkirakan goal atau
tujuan yang akan dicapai dengan pertimbangan tingkah laku fisik, emosional,
atau fisiologikal yang berbeda dari kebutuhan normal.
4.
The Means
Metode
untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahap, yaitu:
a.
Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan dan ide
b.
Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan (ministion)
c.
Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)
d.
Mengoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)
Untuk
mengidentifikasi kebutuhan ini diperlukan:
·
Pengetahuan: untuk bisa memahami
kebutuhan pasien atau klien
·
Judgement (penilaian): kemampuan
pengambilan keputusan
·
Keterampilan: kemampuan perawat atau
bidan memenuhi kebutuhan pasien
e.
The Framework lingkungan sosial, organisasi dan profesi
Kelima kelompok Wiedenbach dapat
digambarkan dalam bagian:
·
Identifikasi
·
Mempersiapkan
·
Koordinasi
·
Validasi
4.
Teori Ela Joy Lehrman dan Morten
Dalam
menjalankan profesi kebidanan, Ela Joy Lehrman melihat makin banyaknya tugas
yang dibebankan pada bidan yang harus dilaksanakan dengan penuh profesionalisme
dan tanggung jawab. Dengan pandangan Ela Joy Lehrman tersebut menjadi latar
belakang munculnya teori kebidanan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.
Teori Lehrman ini menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
pemberian asuhan pada wanita hamil dan memberi pertolongan persalinan.
Telah dilakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi
dan proses dari pemeriksaan antenatal. Robin, dkk 1983 dan Robinson 1985
mempelajari peran bidan dalam memberi informasi yang koprehensif dan memberikan
nasihat dalam pelayanan kebidanan seperti waktu pemeriksaan perut dan
memberikan nasihat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan mereka
belajar sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya memberi asuhan ibu
bersalin. Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara
retorik resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal
yang dialami oleh ibu di klinik spesialis.
Lehrman
menyelidiki bahwa pelayanan antenatal menunjukkan perbedaan antara prosedur
administrasi yang dibebankan serta manfaat antenatal dan jenis pelayanan yang
diterima wanita di klinik kebidanan. Hubungan antara identifikasi faktor risiko
dan keefektifan dari antenatal care terhadap hasil yang diinginkan belum
terpenuhi. Lehrman dan koleganya ingin menjelaskan perbedaan antara pengalaman
seorang wanita dengan seorang bidan untuk mengaplikasikan konsep kebidanan
dalam praktik. Tujuan dari penelitian yang dilakukan Lehrman yaitu
mengidentifikasi komponen-komponen yang saling memengaruhi dalam praktik
kebidanan.
Teori
ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan pada
ibu hamil dan bersalin. Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian,
evaluasi, dan perencanaan. Klien ikut bertanggungjawab atau ambil bagian dalam
pelayanan antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat
tertentu atau ikut mendengar denyut jantung janin.
Lehrman
dan Morten mengemukakan 8 konsep penting dalam pelayanan antenatal:
a.
Asuhan Kebidanan yang berkesinambungan
b.
Keluarga sebagai pusat asuhan kebidanan
c.
Pendidikan konseling merupakan sebagian
dari asuhan
d.
Tidak ada intervensi dalam asuhan
kebidanan
e.
Keterlibatan dalam asuhan kebidanan
f.
Advokasi dari pelayanan kebidanan
g.
Waktu
Dari
kedelapan komponen yang dibuat Lehrman tersebut kemudian diuji cobakan oleh
Morten pada tahun 1991 pada pasien pascapartum. Dari hasil penerapan uji coba
tersebut Morten menambahkan tiga komponen lagi pada kedelapan konsep yang
dibuat oleh Lehrman, yaitu:
a.
Teknik Teraupetik
Teknik
teraupatik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan atau
mendorong pertumbuhan dan penyembuhan.
Proses
komunikasi yang sangat penting dalam komunikasi konseling secara khusus yang
lebih mengutamakan konsep terapi seorang tenaga kesehatan dalam proses
perkembangan dan penyembuhan pasien atau klien. Teraupetik dapat dilakukan
dengan menunjukkan sikap, misalnya:
·
Mendengar aktif
·
Mengkaji masalah
·
Klarifikasi masalah
·
Humor
·
Sikap yang tidak menuduh
·
Pengakuan kesalahan
·
Fasilitasi
·
Pemberian izin
b.
Pemberdayaan (Enpowerment)
Pemberdayaan
adalah suatu proses memberi power kekuatan dan penguatan. Bidan melalui
penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari dalam diri
klien. Indikatornya antara lain: penguatan atau penegasan (affirmation),
memvalidasi, meyakinkan kembali, dukungan (support).
c.
Hubungan dengan sesama (Laternal
Relationship)
Hubungan
laternal diartikan sebagai: bidan meningkatkan interaksi yang mempunyai ciri
keterbukaan (self of opennes), menjalin hubungan yang baik dengan klien, saling
menghargai di antara bidan dan klien, indikator hubungan lateral adalah:
kesejajaran, empati, berbagi pengalaman atau perasaan.
Lehrman
dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang secara jelas
menunjukkan area praktik kebidanan.
0 komentar:
Posting Komentar