Jumat, 18 Maret 2016

Makalah Biodas Bioper Spermatogenesis dan Oogenesis



MAKALAH
BIOLOGI DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
SPERMATOGENESIS DAN OOGENESIS
Di susun Oleh:
Kelompok : 10
Kelas: A.12.1
Nama Anggota dan NIM
1.     Fellisia Ersadea             15150045
2.     Siti Mujirahayu            15150043
3.     Wilhelmina Novia Lolu  15150014
4.     Julaina Ganit                15150031




FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI  D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
                                                                               


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Spermatogenesis dan Oogenesis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Nonik selaku Dosen Mata kuliah Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
            Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Proses Spermtogenesis dan Oogenesis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
            Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, akhir kata kami ucapkan Terimakasih.
           







Yogyakarta, 16 November 2015
Hormat kami,

Penyusun        







DAFTAR ISI
Halaman Judul          .............................................................................       1
Kata Pengantar         .............................................................................       2
Daftar Isi                    .............................................................................       3
BAB I Pendahuluan      ........................................................................       4
Latar Belakang            .............................................................................       4
Rumusan Masalah       .............................................................................       4
Tujuan      ................................................................................................       4
BAB II  Pembahasan    ........................................................................        5         
A.    Pengertian Spermatogenesis ......................................................        5         
B.     Proses Spermatogenesis        ......................................................        5
C.     Tahap – tahap Spermatogenesis        ..........................................        7
D.    Faktor  Yang Mempengaruhi Spermatogenesis ..........................       8
E.     Hormon Yang Mempengaruhi Proses Spermatozoa  .................        8
F.      Pengertiaan Oogenesis    .............................................................       9
G.    Proses Oogenesis        .................................................................       9
BAB III  Penutup      .............................................................................       11       
A.    Kesimpulan     .............................................................................       11
B.     Saran   .........................................................................................       12
Daftar Pustaka                 .....................................................................................      13












          BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet) yang kita kenal dengan peristiwa gametogenesis. Pada Laki-laki sel kelamin dibentuk oleh testis, sedangkan pada wanita dibentuk oleh ovarium. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23 pasang atau 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Secara umum gamet atau sel kelamin mengalami perkembangan melalui tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkatan sebagai calon
2. Tingkat perbanyakan
3. Tingkat pertumbuhan
4. Tingkat pembelahan meiosis
5. Pengeluaran sel kelamin

B. Rumusan masalah
A.    Apa Pengertian Spermatogenesis ?
B.      Proses Spermatogenesis?
C.     Bagaimana Tahap – tahap Dari Spermatogenesis?
D.    Apa Sajakah Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis ?
E.     Apa Pengertian Oogenesis?
F.      Bagaimana Proses Oogenesis?

C.    Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian Spermatogenesis dan Oogenesis
2.      Agar mahasiswa mengetahui proses Spermatogenesis dan Oogenesis
3.      Agar Mahasiswa mengetahui tahap – tahap dari Spermatogenesis









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus dan diatur oleh hormon gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa. Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan hormon testosteron yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.

B.     Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
·         LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
·         FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.


Proses Spermatogenesis:
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
1.  Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.  Tahapan Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan  (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.







C.    Tahap-tahap Spermatogenesis
Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Berikut adalah skema tahapan spermatogenesis:
Penjelasan skema tahap spermatogenesis:
ü  Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
ü  Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
ü  Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
ü  Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
ü  Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
ü  Sperma yang matang akan menuju epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis - urethra dan berakhir dengan ejakulasi.

Setelah terbentuk spermatozoa, sperma ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala sperma, leher sperma, dan ekor sperma. Berikut penjelasannya :
A.    Kepala Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk melindungi kepala sperma.
B.     Leher Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat ini merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat bergerak aktif.
C.      Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak sperma menuju ovum.




D.     Faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
ü  Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas  yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh.
ü  Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
ü  Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
ü  Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

E.     Hormon Yang Berperan Dalam Proses Pembentukan Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
ü  LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
ü  FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
ü  Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen)  merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer  pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis.
Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi danciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.












F.     Pengertian Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia (tunggal:oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.

G.    Proses Oogenesis
Oogenesis secara sederhana prosesnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
ü  Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
ü  Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
ü  Sel anak yang lebih besar adalah oosit sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari Oosit primer.
ü  Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian membelah lagi.
ü  Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka akan mengalami pembelahan meiosis yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi.
ü  Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus menstruasi.





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
ü  Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
ü  Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
ü  Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga tahap yaitu:
·         Spermatocytogenesis
·         Tahapan Meiois
·         Tahapan Spermiogenesis
ü  Tahap – tahap spermatogenesis.
·         Pada dinding tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
·         Setiap spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
·         Spermatosit primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit sekunder (n).
·         Tiap spermatosit sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid (n).
·         Keempat spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
ü  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
·         Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.
·         Pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
·         Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
·         Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.

ü  Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
·         LH (Luteinizing Hormone)
·         FSH (Folicle Stimulating Hormone)
·         Hormon Testosteron
ü  Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia.



B.     Saran

Semoga pembaca dapat mempelajari dan mengetahui pengertian dari Spermatogenesis dan Oogenesis serta proses pembentukan Spermatogenesis dan Oogenesis dan agar pembaca mampu menjelaskan dan memahami apa itu Spermetogenesis dan Oogenesis.








































DAFTAR PUSTAKA


https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Pembentukan_Spermatogenesis_dan_Oogenesis.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Dunia Kebidanan Blogger Template by Ipietoon Blogger Template