MAKALAH
BIOLOGI
DASAR DAN BIOLOGI PERKEMBANGAN
SPERMATOGENESIS
DAN OOGENESIS
Di
susun Oleh:
Kelompok
: 10
Kelas:
A.12.1
Nama
Anggota dan NIM
1.
Fellisia
Ersadea 15150045
2.
Siti
Mujirahayu 15150043
3.
Wilhelmina
Novia Lolu 15150014
4.
Julaina
Ganit 15150031
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Spermatogenesis dan Oogenesis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Nonik selaku Dosen Mata kuliah
Biologi Dasar dan Biologi Perkembangan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai Proses Spermtogenesis dan Oogenesis. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan
lebihnya mohon dimaafkan, akhir kata kami ucapkan Terimakasih.
Yogyakarta, 16 November
2015
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul .............................................................................
1
Kata
Pengantar ............................................................................. 2
Daftar
Isi
............................................................................. 3
BAB
I Pendahuluan
........................................................................ 4
Latar Belakang .............................................................................
4
Rumusan Masalah ............................................................................. 4
Tujuan ................................................................................................ 4
BAB
II Pembahasan ........................................................................ 5
A. Pengertian
Spermatogenesis ...................................................... 5
B. Proses
Spermatogenesis ...................................................... 5
C. Tahap
– tahap Spermatogenesis .......................................... 7
D. Faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis .......................... 8
E. Hormon
Yang Mempengaruhi Proses Spermatozoa ................. 8
F. Pengertiaan
Oogenesis
............................................................. 9
G. Proses
Oogenesis ................................................................. 9
BAB
III Penutup ............................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................. 11
B. Saran ......................................................................................... 12
Daftar Pustaka ..................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet) yang kita
kenal dengan peristiwa gametogenesis. Pada Laki-laki sel kelamin
dibentuk oleh testis, sedangkan pada wanita dibentuk oleh ovarium.
Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan oogenesis.
Ada dua jenis proses pembelahan
sel yaitu mitosis dan meiosis. Bila ada sel tubuh kita yang rusak maka akan
terjadi proses penggantian dengan sel baru melalui proses pembelahan mitosis,
sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam proses reproduksi
manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti
yang sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid (2n) yaitu 23
pasang atau 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru
hanya bersifat haploid (n) yaitu 23 kromosom.
Secara umum gamet atau
sel kelamin mengalami perkembangan melalui tingkatan sebagai berikut :
1. Tingkatan
sebagai calon
2. Tingkat perbanyakan
3. Tingkat pertumbuhan
4. Tingkat pembelahan meiosis
5.
Pengeluaran sel kelamin
B. Rumusan masalah
A. Apa Pengertian Spermatogenesis ?
B. Proses Spermatogenesis?
C. Bagaimana Tahap – tahap Dari
Spermatogenesis?
D. Apa Sajakah Faktor – faktor Yang
Mempengaruhi Spermatogenesis ?
E. Apa Pengertian Oogenesis?
F. Bagaimana Proses Oogenesis?
C.
Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk:
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian
Spermatogenesis dan Oogenesis
2. Agar mahasiswa mengetahui proses
Spermatogenesis dan Oogenesis
3.
Agar
Mahasiswa mengetahui tahap – tahap dari Spermatogenesis
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah
proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di
tubulus seminiferus. Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah
ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang
berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus
dan diatur oleh hormon gonadtotropin dan testosterone.
Spermatogenesis terjadi di testis. Didalam testis
terdapat tublus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus terdiri dari jaringan
epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel – sel
spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi pada spermatozoa.
Selain itu pada tubulus seminiferus terdapat pula sel leydig yang mengsekresikan
hormon testosteron yang berperan pada proses spermatogenesis.
Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang
kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari
jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang
berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus
terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya
mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari
sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium =
tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak
diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk
spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli berfungsi memberi
makan spermatozoa sedangkan sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi
menghasilkan testosteron.
B.
Proses Spermatogenesis
Proses
pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
·
LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
·
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi
di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses
Spermatogenesis:
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu:
1.
Spermatocytogenesis
Merupakan
spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia
merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan
berkembang menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom
berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid.
Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
2.
Tahapan Meiois
Spermatosit
primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera
mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit
sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian
membelah lagi secara meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis
pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah,
tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan
spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan
transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel
epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Bila
spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein
Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan
balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa
akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh
kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air
mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta
sel spermatozoa.
C.
Tahap-tahap Spermatogenesis
Pada testis, spermatogenesis terjadi di tubulus
seminiferus. Berikut adalah skema tahapan spermatogenesis:
Penjelasan skema tahap spermatogenesis:
ü Pada dinding tubulus seminiferus
telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah ribuan.
ü Setiap spermatogonia melakukan
pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya membentuk spermatosit
primer yang siap miosis.
ü Spermatosit primer (2n) melakukan
pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder (n)
spermatosit sekunder (n)
ü Tiap spermatosit sekunder melakukan
pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang bersifat haploid. (n)
ü Keempat spermatid ini berkembang
menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua fungsional , yang
berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
ü Sperma yang matang akan menuju
epididimis , kemudian ke vas deferens- vesicula seminalis - urethra dan
berakhir dengan ejakulasi.
Setelah terbentuk
spermatozoa, sperma ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala sperma, leher
sperma, dan ekor sperma. Berikut penjelasannya :
A. Kepala
Sperma, pada kepala sperma terdapat akrosom yang berfungsi untuk melindungi
kepala sperma.
B. Leher
Sperma, pada bagian ini banyak mengandung mitokondria, sehingga tempat ini
merupakan tempat oksidasi sel untuk membentuk energi, sehingga sperma dapat
bergerak aktif.
C. Ekor Sperma, bagian ini merupakan alat gerak
sperma menuju ovum. 

D.
Faktor Yang Mempengaruhi Spermatogenesis
Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
ü Peningkatan suhu di dalam testis
akibat demam berkepanjangan atau akibat panas
yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma,
berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di
dalam semen.Pembentukan sperma yang paling efsisien adalah pada suhu 33,5°
(lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut
karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga
tubuh.
ü Faktor lain yang mempengaruhi jumlah
sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin,
spironolakton dan nitrofurantoin).
ü Penyakit serius pada testis atau
penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan
azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
ü Varikokel merupakan kelainan anatomis
yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises
(pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah
dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
E.
Hormon Yang Berperan Dalam Proses Pembentukan Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
yaitu:
ü LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
ü FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon
merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan
spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi
di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
ü Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen) merupakan
hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan
organ Seks primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis.
Selain itu,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi danciri kelamin sekunder, seperti
tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.
F.
Pengertian Oogenesis
Oogenesis adalah
proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan
pembentukan bakal sel – sel telur yang disebut oogonia (tunggal:oogonium). Pembentukan
sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang
bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.
Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada
perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis,
tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga
bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit
primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa
pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. Hasil pembelahan tersebut
berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel
berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub
primer akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan
satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub
tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid
mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
G.
Proses Oogenesis
Oogenesis secara sederhana prosesnya
dapat dijelaskan sebagai berikut:
ü Oogonium yang merupakan prekursor dari ovum tertutup dalam folikel di ovarium.
ü Oogonium berubah menjadi oosit primer yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer melakukan meiosis
yang menghasilkan dua sel anak yang ukurannya tidak sama.
ü Sel anak yang lebih besar adalah oosit
sekunder yang bersifat haploid. Ukurannya dapat mencapai ribuan kali
lebih besar dari yang lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari Oosit primer.
ü Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang kemudian
membelah lagi.
ü Oosit sekunder meninggalkan
folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Apabila oosit sekunder difertilisasi, maka
akan mengalami pembelahan meiosis
yang kedua. begitu pula dengan badan polar pertama membelah menjadi dua badan
polar kedua yang akhirnya mengalami degenerasi.
ü Selama pemebelahan meiosis kedua,
oosit sekunder menjadi bersifat haploid dengan 23 kromosom dan selanjutnya
disebut dengan ootid. Ketika inti nukleus sperma dan ovum siap melebur menjadi
satu, saat itu juga ootid kemudian mencapai perkembangan akhir atau finalnya
menjadi ovum yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan
istilah ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur yang matang dan dapat
hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur
tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding rahim pada awal siklus
menstruasi.

BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Spermatogenesis adalah Proses
pembentukan dan pemasakan spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus
seminiferus.
ü Spermatogenesis mencakup pematangan
sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
ü Tahap pembentukan spermatozoa dibagi
atas tiga tahap yaitu:
·
Spermatocytogenesis
·
Tahapan Meiois
·
Tahapan Spermiogenesis
ü Tahap – tahap spermatogenesis.
·
Pada dinding
tubulus seminiferus telah ada calon sperma (spermatogonium/spermatogonia) yang berjumlah
ribuan.
·
Setiap
spermatogonia melakukan pembelahan mitosis kemudian mengakhiri sel somatisnya
membentuk spermatosit primer yang siap miosis.
·
Spermatosit
primer (2n) melakukan pembelahan meiosis pertama membentuk 2 spermatosit
sekunder (n).
·
Tiap spermatosit
sekunder melakukan pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 2 spermatid yang
bersifat haploid (n).
·
Keempat
spermatid ini berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid yang semua
fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang hanya 1 yang fungsional.
ü Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi spermatogenesis sehingga bisa terjadi kemandulan:
·
Peningkatan
suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang
berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen.
·
Pemakaian
marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan
nitrofurantoin).
·
Penyakit
serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan)
bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
·
Varikokel
adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi
pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
ü Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis
yaitu:
·
LH
(Luteinizing Hormone)
·
FSH (Folicle
Stimulating Hormone)
·
Hormon
Testosteron
ü Oogenesis adalah proses pembentukan
sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal
sel – sel telur yang disebut oogonia.
B.
Saran
Semoga
pembaca dapat mempelajari dan mengetahui pengertian dari Spermatogenesis dan
Oogenesis serta proses pembentukan Spermatogenesis dan Oogenesis dan agar
pembaca mampu menjelaskan dan memahami apa itu Spermetogenesis dan Oogenesis.
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Pembentukan_Spermatogenesis_dan_Oogenesis.
0 komentar:
Posting Komentar