MAKALAH
KONSEP KEBIDANAN
PENERAPAN
TEORI OREM DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
Di
susun Oleh:
Kelompok
: 3
Kelas:
A.12.1
Nama Anggota dan NIM
1.
Julaina
Ganit (15150031)
2.
Indaha
Jannatul Ma’Wa (15150032)
3.
Leonarda
Manuni (15150033)
4.
Alvina
Maylinda (15150034)
5.
Aprilia
Wahyu Ratna Wibowo (15150035)
6.
Apriska
Ina Moe (15150036)
7.
Ni
Komang Lusya Dewi (15150037)
8.
Eka
Febryanty (15150038)
9.
Desi
Damasari (15150039)
10. Yuni Hariyati (15150040)
11. Arum Kusuma Wardani (15150041)
12. Desnyanti Giti Lestari (15150042)
13. Siti Mujirahayu (15150043)
14. Linda Ismiati (15150044)
15. Fellisia Ersadea (15150045)
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
PROGRAM
STUDI D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Teori Orem
ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih kepada Dosen Mata Kuliah Konsep Kebidanan yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami
sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
Teori Orem. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang.
Sekiranya
hanya ini yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, akhir
kata kami ucapkan Terimakasih.
Yogyakarta, November 2015
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 4
1.2 Tujuan........................................................................................................... 4
1.3 Manfaat......................................................................................................... 4
BAB II : Pembahasan
2.1 Teori Dorothea E.Orem................................................................................. 5
2.2 Langkah-langkah Proses Kebidanan menurut Orem..................................... 6
2.3 Penerapan Teori Orem dalam contoh kasus Praktik Kebidanan .................. 8
BAB III: Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 10
3.2 Saran............................................................................................. ................ 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang
Secara umum
teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori yang digunakan dalam
praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan. Teori atau konsep
sejatinya adalah penjelasan dari suatu kejadian dan fenomena. Proses penjelasan
ini memerlukan pemikiran yang dalam.
Konsep atau
teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek yang
digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya.
Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau ide yang
mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan bidang
masing-masing.
Dari
beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang
diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep
keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul
"Nursing Conceps of Practice Self Care".
Model ini
pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980
dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas) dan
pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari 3 hubungan konstruksi teori yang
meliputi :
a. Teori
self care
b. Teori
self care deficit
c. Teori
nursing system
1.2 Tujuan
pembuatan makalah
1.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Teori Ernestine
Wiedenbach.
2.
Untuk memahami konsep-konsep model kebidanan menurut Teori
Ernestine Wiedenbach.
1.3 Manfaat
pembuatan makalah
1.
Mahasiswa mampu mengetahui
dan menjelaskan tentang Teori Ernestine Wiedenbach.
2.
Mahasiswa mampu mengetahui
tentang penjelasan konsep yang luas menurut Ernestine Wiedenbach.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Teori
Dorothea E. Orem
A.
Teori Self-care
Teori ini mengemukakan bahwa setiap
orang mempunyai kebutuhan untuk merawat dirinya sendiri dan berhak untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri kecuali jika tidak memungkinkan,orang yang biasa
memenuhi kebutuhan self care sendiri di sebut Self Care Agent.sedangkan bagi
bayi,anak,orang yang sakit berat atau tidak sadar,keluarga atau orang tua
merupakan Dependent Care Agent.
Kebutuhan Self Care dibagi 3 kategori;
1.
Universal Self Care
Yaitu
kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan udara,air,makanan,eliminasi,keseimbangan
aktifitas dan istirahat.
2.
Development Self Care
Yaitu
kebutuhan yang timbul menurut tahap perkembangan individu dan lingkungan dimana
individu tersebut berada, sehingga kebutuhan ini di hubungkan dengan siklus
kehidupan manusia.
3.
Health Deviation Self Care
Kebutuhan
yang ada jika seseorang kesehatannya terganggu yang mengakibatkan perubahan
perilaku self care.
B.
Teori Self-care Defisit
Bila individu mampu untuk memenuhi
tuntutan self care maka kebutuhan untuk merawat diri sendiri akan terpenuhi,
tetapi bila tuntutan lebih besar dari kemampuan maka akan terjadi ketidak
seimbangan yang disebut self care defisit.
Tujuan untuk
memenuhi kebutuhan self care dapat dicapai dengan :
1. Menurunkan
kebutuhan self care ke tahap dimana pasien dapat memenuhinya.
2. Meningkatkan
kemampuan pasien untuk dapat memenuhi self care.
3. Mengijinkan
keluarga atau orang lain untuk memberikan dependent care bila self care tidak
memungkinkan.
4. Jika hal
tersebut tidak dapat dilaksanakan maka bidan yang akan melaksanakannya bantuan
yang dapat diberikan adalah berupa: berperan atau melakukan, mengajak,
membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Untuk dapat
memberikan maka bidan harus memperhatikan
aspek penting yaitu:
1. Menjalin
hubungan baik dengan pasien dan keluarga sampai kelompok tersebut mampu
melaksanakan asuhan sendiri.
2. Menentukan
bantuan yang dibutuhkan pasien.
3. Memberikan
bantuan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Merencanakan
bantuan langsung bersama pasien dan keluarga.
5. Mengintergrasikan
asuhan dengan kegiatan sehari hari pasien dan pelayanan kesehatan lainya
sehingga untuk memberikan bantuan kepada pasien diperlukan pengetahuan tentang
manusia, kebutuhan self care, self care defisit, dan menerapkan 5 teori
bantuan.
Proses
keperawatan berdasarkan self-care model. Definisi proses keperawatan menurut
Orem:
1.
Menentukan mengapa seseorang membutuhkah asuhan
keperawatan.
2.
Menentukan sistem bantuan keperawatan.
3.
Merencanakan pelaksanaan bantuan keperawatan yang
spesifik.
4.
Memberikan dan mengevaluasi pelaksanaan bantuan
keperawatan.
2.2 Langkah-langkahProses
Kebidanan menurut Orem
1.
Pengkajian
Tujuan: menentukan
kebutuhan self care individu, mengidentifikasi apakah ada atau tidak ada self
care deficit.
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
Perawat bekerjasama dengan pasien, keluarga dalam merencanakan strategi yang akan mengurangi/menghilangkandeficit yang ada dengan:
a.
Mengurangi kebutuhan self-care.
b.
Meningkatkan keseorangan pasien untuk memenuhi
kebutuhan self-care.
c.
Memperbolehkan keluarga satu orang lain memberikan
dependent care.
d.
Memenuhi langsung kebutuhan self-care.
e.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan
dengan kegiatan pasien sehari-hari, pelayanan kesehatan yang lain diperlukan/diterima
dan pelayanan sosial dan pendidkan yang diperlukan/diterima.
Tiga
kategori kebutuhan self-care dapat dipakai sebagai kerangka pengkajian :
a. Universal
Menggunakan
observasi, pengukuran dan wawancara untuk mengidentifikasi pola normal
kebutuhan pasien sehari-hari, mengidentifikasi dan menganalisa ketidakseorangan
melakukan self-care.
b. Developmental
Mengidentifikasi
perubahan gaya hidup pasien atau siklus kehidupan dan kebutuhan akan
pengembangan yang timbul dari perubahan tersebut.
c. Health Deviation
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit.
Pengaruh sakit atau penyakit terhadap atau observasi perilaku yang dapat mengarah pada penyakit.
2.
Perencanaan
Setelah mengidentifikasi self-care deficit maka data
ini dapat dipakai sebagai pemyataan masalah dalam rencana keperawatan. Kemudian
perawat menentukan sistem keperawatan yang diperlukan: totally compensatory,
partially compensatory atau educative or supportive serta tujuan yang telah
ditentukan oleh perawat-pasien, untuk menghilangkan self-care deficit.
3.
Implementasi
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
Merupakan tindakan yang mengandung 5 bantuan yaitu melakukan, memberi penyuluhan, membimbing, mendukung dan menciptakan lingkungan yang menunjang tumbuh kembang.
4.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
Evaluasi dilakukan terus menerus dengan membandingkan perilaku yang diharapkan dalam tujuan dengan hasil tindakan yang dilakukan.
2.3
Penerapan
Teori Orem dalam Kasus Praktik Kebidanan
Ibu hamil dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem dipandang sebagai
individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri untuk memenuhi
kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai kesejahteraan.
Klien dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai
sejahtera/kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai
dengan kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, seorang bidan menurut teori self-care berperan sebagai
pendukung/pendidik bagi klien secara terkontrol untuk tetap mempertahankan
kemampuan optimalnya dalam mencapai sejahtera.
Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor
internal dan eksternal, faktor internal meliputi usia, tinggi badan, berat
badan, budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun
faktor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien
tinggal.
Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan
diri yang bersifat kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik
akan mencapai kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare
berdasarkan teori Orem yaitu:
1.
Universal
self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien selama
siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang seimbang/homeostasis yang
meliputi kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi
sosial serta menghadapi resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien bumil DM,
kebutuhan tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan melakukan
selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet yang sesuai (menjaga pola
makanan dan jenis makanan yang akan dikonsumsi) dan pemantauan kadar glukosa
darah.
2.
Development
self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan)
Klien mengalami
perubahan fungsi perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan
fisik pada klien dengan antara lain menimbulkan peningkatan dalam berkemih,
rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan, luka pada kulit yang lama
penyembuhannya, infeksi vagina, atau pandangan yang kabur (jika kadar
glukosanya tinggi).
3.
Health
deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan)
Kebutuhan yang berkaitan dengan adanya penyimpangan
kesehatan seperti adanya sindrom hiperglikemik yang dapat menimbulkan
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori,
kejang-kejang, takhi kardi, dan hemiparesis. Pada klien terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan kemampuan yang
dimiliki. Klien akan mengalami penurunan pola makan dan adanya komplikasi yang
dapat mengurangi keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh
lainnya).
Ketidakseimbangan
baik secara fisik maupun mental yang dialami oleh klien bumil dengan DM menurut
Orem disebut dengan self-care deficit.
Menurut Orem peran bidan dalam hal ini yaitu mengkaji klien sejauh
mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan mengklasifikasikannya sesuai
dengan klasifikasi kemampuan klien yang telah kami sebutkan sebelumnya.
Setelah
mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah bidan mulai bekerja
untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai dengan
kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang diderita
oleh klien.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam Dorothea E. Orem terdapat 3 konsep model asuhan kebidanan yaitu :
a. Teori
self care
b. Teori
self care deficit
c. Teori
nursing system
Langkah-langkah
Proses
Kebidanan menurut Dorothea E. Orem yaitu :
1. Pengkajian
2. Perencanaan
3. Implementasi
4. Evaluasi
3.2
Saran
Demikianlah
makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun sebagai manusia penulis
selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun kami sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini, agar kami
dapat memperbaiki pembuatan makalah kami diwaktu yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwana, 2008. Konsep Kebidanan,
Fitramaya, Yogyakarta
Marmi, S.ST., M.Kes, Margiyati, S.SiT., M.Kes, 2014. Konsep Kebidanan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar