MAKALAH
PSIKOLOGI
DINAMIKA
PSIKOLOGI DAN PERKEMBANGAN REMAJA
Disusun
Oleh :
Nama:
Siti Mujirahayu
NIM:
15150043
Kelas:
A 12.1
PRODI
DIII-KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
TAHUN
AKADEMIK 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat, rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dinamika
Psikologi dan Perkembangan Remaja” ini dengan tepat waktu. Kami mengucapkan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Psikologi yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.
Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, tetapi kami berharap
makalah ini bisa membantu teman-teman dalam menambah pengetahuan tentang ilmu
kebidanan.
Semoga
makalah ini bias berguna untuk kedepannya, dan jika ada kata-kata yang kurang
berkenan kami mohon maaf. Dan kami berharap saran dan masukan untuk perbaikan
dimasa depan. Terimakasih.
Yogyakarta, 23
Maret 2016
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………… i
DAFTAR
ISI ………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang ………………………………… 1
2. Rumusan
Masalah ………………………………… 2
3. Tujuan …………………………………
2
BAB II ISI
A. Pengertian
Remaja …………………………………
3
B. Ciri-ciri ………………………………… 3
C. Tahap-tahap Perkembangan Remaja ………………………………… 4
D. Aspek-aspek Perkembanagn Remaja …………………………………
5
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkembanagn Remaja ………………………………… 5
F. Perubahan Fisik dan Psikologis
Pada Remaja ………………………………… 7
G. Karakteristik
Remaja
yang dapat
Menimbulkan Permasalahan
H. Tugas-tugas Perkembanagan ………………………………… 7
Pada Masa Remaja ………………………………… 8
I. Permasalahan pada Masa Remaja ………………………………… 8
J. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya
Masalah pada Remaja ………………………………… 9
K. Cara Mengatasi Masalah pada Remaja ………………………………… 9
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………… 14
B. Saran …………………………………
14
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Menurut Santrock (2003) bahwa
remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa
anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, sosial
emosional. Sedangkan
menurut Rumini dan Sundari (2004) remaja adalah peralihan dari masa anak-anak
dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa dewasa.
Masa remaja adalah masa datangnya pubertas 11-14 tahun sampai usia sekitar 18 tahun yang merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang
tuanya. Masa perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil di tuntaskan akan membawa kebahagiaan
dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya, sementara apabila
gagal, maka akan menyebabkan ketidak bahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas berikutnya (Monks,
2003).
Permasalahan yang sering muncul sering kali disebabkan ketidaktahuan para
orang tua dan pendidik tentang berbagai tuntutan psikologi ini, sehingga
perilaku mereka seringkali tidak mampu mengarahkan remaja menuju perkembangan
mereka. Bahkan tidak jarang orang tua dan pendidik mengambil sikap yang tidak
sejalan dari yang seharusnya diharapkan, sehingga semakin mengacaukan perkembangan diri para remaja tersebut. Dengan
demikian di harapkan para orang tua dan pendidik dapat memberikan motivasi yang
tepat untuk mendorong remaja menuju pada kepenuhan dirinya
(Stice dan Whitenton, 2002).
(Stice dan Whitenton, 2002).
1. Apa pengertian remaja ?
2. Apa saja ciri-ciri pada remaja?
3. Apa saja tahap-tahap pada perkembangan remaja?
4. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
5. Apa saja perubahan fisik dan
pisikologis pada masa remaja?
6. Apa saja tugas – tugas perkembangan pada masa remaja?
7. Apa saja
permasalahan pada masa remaja?
8. Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya masalah pada remaja?
9. Bagaimana cara mengatasi masalah pada remaja?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari remaja.
2.
Untuk mengetahui ciri-ciri pada remaja.
3.
Untuk mengetahui tahap-tahap pada perkembangan remaja.
4.
Untuk mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja.
5.
Untuk mengetahui perubahan fisik dan pisikologis pada masa remaja.
6.
Untuk mengetahui tugas – tugas perkembangan pada
masa remaja.
7.
Untuk mengetahui permasalahan pada masa remaja.
8.
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya masalah pada remaja.
9. Untuk
mengetahui cara mengatasi masalah pada remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Remaja
Istilah
remaja berasal dari kata latin yaitu “adolescere”(kata bendanya, adolescentia
yang berarti Remaja) yang berarti tumbuh/tumbuh menjadi dewasa.
Istilah
remaja, seperti yang dipergunakan saat ini mempunyai arti yang sangat luas
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik pandangan ini di
ungkapkan oleh Tiaget.
1.
Menurut Rumini dan Sundari (2004), remaja adalah
peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22
tahun bagi pria.
2.
Menurut Santrock (2003), masa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
3.
Menurut Pardede (2002), masa remaja
merupakan suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang
individu.
B. Ciri-ciri
Remaja
Ciri-ciri Remaja adalah sebagai
berikut:
1.
Pemekaran diri sendiri (extension
of the self)
Ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri
sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh perasaan
ikut memiliki, salah satu tanda
yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya
untuk ikut merasakan
penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, ciri lain adalah
berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri)
di masa depan (Hurlock, 2002).
2.
Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication)
Ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense
of humor) termasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran. Dia tidak marah jika dikritik pada saaat-saat yang
yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai
orang luar (Hurlock, 2002).
3.
Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying
philosophy of life)
Hal itu dapat dilakukan
tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam kata-kata. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap sikapnya cukup jelas
dan tegas (Chaplin, 2004).
C. Tahap –
tahap Perkembangan Remaja
Tahap-tahap perkembangan remaja
menurut Stevenson (2002) adalah
sebagai berikut:
1.
Periode masa pra pubertas
usia 12-18 tahun
Masa pra pubertas merupakan masa peralihan dari akhir masa
kanak-kanak ke masa awal pubertas. Ciri-cirinya:
a.
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil
lagi.
b.
Anak mulai bersikap kritis.
2.
Masa pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja
awal. Ciri-cirinya:
a.
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan
fisiknya.
b.
Memperhatikan penampilan.
c.
Sikapnya tidak menentu/plin-plan.
d.
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib.
3.
Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Ciri-cirinya:
a.
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi
kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
b.
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri
lebih awal dari remaja pria.
4.
Periode remaja
adolesen
usia 19-21 tahun merupakan masa akhir Remaja.
Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
a.
Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis.
b.
Mulai menyadari akan realitas.
c.
Sikapnya mulai jelas tentang hidup.
d.
Mulai nampak bakat dan minatnya.
D.
Aspek-aspek Perkembangan Remaja
1.
Perkembangan Fisik
Menurut Papalia dan Olds (2001), yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah
perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan
motorik. Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat
tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi
reproduksi. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna
meningkatkan kemampuan kognitif.
2.
Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget
mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu
interaksi dari struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak.
Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal
(Papalia & Olds, 2001).
3.
Perkembangan Kepribadian dan Sosial
Menurut Papalia & Olds (2001) yang dimaksud
dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu berhubungan
dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik sedangkan perkembangan sosial
berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain. Perkembangan kepribadian
yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri. Yang dimaksud
dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik dengan
peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
E.
Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Perkembangan Remaja
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja adalah sebagai
berikut:
1.
Faktor Pribadi
Setiap anak berkepribadian khusus. Keadaan khusus pada anak bisa menjadi sumber munculnya berbagai perilaku
menyimpang. Keadaan khusus ini adalah keadaan konstitusi, potensi, bakat, atau
sifat dasar pada anak yang kemudian melalui proses perkembangan, kematangan,
atau perangsangan dari lingkungan, menjadi aktual, muncul, atau berfungsi (Lester, 2004).
Sehubungan dengan masalah pelajaran ini, perasaan-perasaan tertekan dan
beban yang tidak sanggup dihadapi juga dapat
timbul karena berbagai hal yang lain seperti berikut ini:
a.
Tuntutan dari pihak orang tua terhadap prestasi
anak yang sebenarnya melebihi kemampuan dasar yang dimiliki anak.
b. Tuntutan terhadap anak agar ia bisa memperlihatkan prestasi-prestasi
seperti yang diharapkan orang tua.
c.
Tekanan dari orang tua agar anak mengikuti
berbagai kegiatan, baik yang berhubungan dengan pelajaran-pelajaran sekolah
maupun kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan pengembangan bakat dan
minat.
d. Kekecewaan pada anak karena tidak berhasil memasuki sekolah atau jurusan
yang dikehendaki dan yang tidak dinetralisasikan dengan baik oleh orang tua.
Kekecewaan yang berlanjut pada penilaian bahwa harga dirinya tidak perlu
dipertahankan karena orang tua tidak mencintainya lagi.
Dari uraian di atas, dijelaskan bahwa masalah yang berkaitan dengan masalah sekolah, masalah belajar,
prestasi, dan potensi (bakat) bisa menjadi sumber timbulnya berbagai tekanan
dan frustrasi. Hal tersebut
dapat mengakibatkan reaksi-reaksi perilaku nakal atau penyalahgunaan obat
terlarang (Libert, 2003).
2.
Faktor Keluarga
Keluarga adalah unit sosial yang paling kecil dalam masyarakat. Lingkungan keluarga berperan besar karena merekalah yang langsung atau
tidak langsung terus-menerus berhubungan dengan anak, memberikan perangsangan
(stimulasi) melalui berbagai corak komunikasi antara orang tua dengan anak (Prawirosudirjo,
2003).
3.
Lingkungan Sosial dan Dinamika Perubahannya
Lingkungan sosial dengan berbagai ciri khusus yang menyertainya memegang
peranan besar terhadap munculnya corak dan gambaran kepribadian pada anak. Kesenjangan antara norma, ukuran, patokan dalam keluarga dengan
lingkungannya perlu diperkecil agar tidak timbul keadaan timpang atau serba
tidak menentu, suatu kondisi yang memudahkan munculnya perilaku tanpa kendali,
yakni penyimpangan dari berbagai aturan yang ada. (Ellis,
2001).
Lingkungan pergaulan anak adalah sesuatu yang harus dimasuki karena di
lingkungan tersebut seorang anak bisa terpengaruh ciri kepribadiannya, tentunya
diharapkan terpengaruh oleh hal-hal yang baik. Di samping itu, lingkungan pergaulan adalah sesuatu kebutuhan dalam
pengembangan diri untuk hidup bermasyarakat. Karena itu, lingkungan sosial sewajarnya menjadi perhatian kita semua, agar
bisa menjadi lingkungan yang baik, yang bisa meredam dorongan-dorongan negatif
atau patologis pada anak maupun remaja (Santrock, 2002).
F.
Perubahan Fisik dan
Psikologis pada Remaja
Perubahan fisik dan psikologis pada
remaja menurut Prawirosudirjo (2003) sebagai
berikut:
1.
Perubahan
Fisik
a. Perubahan fisik pada wanita remaja antara
lain:
1)
Pertumbuhan fisik lebih menonjol, tinggi dan
besar badannya.
2)
Kulit menjadi lebih halus.
3)
Buah dada (payudara) membesar.
4)
Timbunan lemak pada bagian badan tertentu lebih
banyak: pinggul, pantat, sekitar dada, sekitar pinggang tampak kecil atau
ramping.
5)
Suara meninggi satu oktaf.
6)
Tumbuh rambut pada bagian tubuh tertentu,
sekitar kemaluan dan ketiak.
b. Perubahan fisik pada laki-laki remaja antara lain :
1)
Testis
membesar
2)
Tumbuh
rambut pada bagian tertentu, kumis, janggut, sekitar dada, ketiak dan sekitar
kemaluan.
3)
Suara
menurun satu oktaf lebih rendah nadanya.
4)
Mimpi basah.
2.
Perubahan psikologis pada remaja
a. Perubahan psikologi pada wanita remaja antara lain :
1)
Pasif dan menerima.
2)
Cenderung menerima perlindungan.
3)
Minatnya tertuju pada hal yang sifatnya
emosional dan kongkrit.
4)
Berusaha mengikuti dan mengenang orang lain.
5)
Sifatnya subyektif.
b. Perubahan psikologi pada laki-laki remaja antara lain
:
1)
Aktif
memberi.
2)
Cenderung
memberikan perlindungan.
3)
Minatnya
tertuju pada hal-hal yang bersifat interaktual abstrak.
4)
Berusaha
memutuskan sendiri dan ikut bicara.
5)
Sifatnya
objektik.
G. Karakteristik Remaja yang dapat Menimbulkan
Permasalahan
Gunarsa (1989) merangkum beberapa
karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri
remaja, yaitu:
1.
Kecanggungan
dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.
Ketidakstabilan
emosi.
3.
Adanya
perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.
Adanya sikap
menentang dan menantang orang tua.
5.
Pertentangan
di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan
orang tua.
6.
Kegelisahan
karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.
Senang bereksperimentasi.
8.
Senang bereksplorasi.
9.
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan
bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok.
H. Tugas-tugas Perkembangan pada Masa Remaja
Menurut Hurlock (Dalam Ali, 2002), tugas-tugas perkembangan masa
remaja, yaitu:
1.
Mampu
menerima keadaan fisiknya.
2.
Mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3.
Mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.
4.
Mencapai
kemandirian emosional.
5.
Mencapai kemandirian
ekonomi.
6.
Mengembangkan
konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan
peran sebagai anggota masyarakat.
7.
Memahami
dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua.
8.
Mengembangkan
perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9.
Mempersiapkan
diri untuk memasuki perkawinan.
10. Memahami dan mempersiapkan
berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
I. Permasalahan pada Masa Remaja
Permasalahan pada masa remaja menurut Stevenson (2002)
adalah sebagai berikut:
Kebanyakan anak yang dalam
masa remaja pasti menginginkan masa remaja mereka ingin sempurna dan di perhatikan
oleh keluarga terutama pada ayah dan ibu. Tapi bagi sebagian mereka yang masa remajanya ingin
sempurna harus meninggalkan sedih di hati karena harus menghabiskan masa remaja
mereka di jalanan bergabung dengan mereka yang masa remajanya kurang beruntung,
itu semua terjadi karena pertengkaran yang terjadi pada orang tua dan
melibatkan anak-anak mereka yang tidak
seharusnya terlibat, karena kalau orang tua melibatkan masalah mereka kepada
anaknya bisa membuat anak tersebut berpikir yang harusnya belum dia pikirkan
dan bisa membuat dia menjadi depresi.
Dalam masa remaja ini kita
bisa mengenal yang namanya cinta biarpun yang di bilang itu cinta monyet, tapi gara-gara cinta bisa merusak masa
remaja kita apa lagi kalau kita semua sudah mengenal free sex (seks bebas).
Dalam kalangan remaja tidak mungkin tidak tahu yang namanya cinta, tapi inilah
masalah yang sering terjadi di saat kita hanyut dengan cinta. Kita bisa saja melakukan
apa saja untuk sampai-sampai kita bisa melupakan
keluarga kita sendiri.
Lingkungan sangat berperan penting dalam masa remaja karena lingkungan sangat mempengaruhi masa pertumbuhan remaja. Jika lingkungan yang ditempati baik maka berdampak positif terhadap remaja itu dan sebaliknya,
Jika lingkungan
yang di tempati itu buruk, maka berdampak negatif bagi perkembangan remaja. Maka dari itu kita harus bisa menentukan mana yang baik dan yang
buruk.
J. Faktor-faktor
Penyebab Terjadinya Masalah pada Remaja
1.
Kurangnya perhatian dari orang
tua, serta kurangnya kasih sayang.
2.
Minimnya pemahaman tentang
keagamaan.
3.
Pengaruh dari lingkungan sekitar,
pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya mudah terjerumus ke dalamnya.
K. Cara Mengatasi Masalah Remaja
Cara mengatasi masalah remaja menurut Stevenson (2002) adalah sebagai berikut:
1.
Masalah Keluarga
Dalam permasalahan remaja orang tua sangat berperan
penting terhadap perkembangan psikologi seorang anak, sehingga orang tua harus
lebih memperhatikan perilaku seorang anak. Jadi, sebagai orang tua kita harus
lebih terbuka terhadap masalah-masalah yang ada pada keluarga, agar tercipta
kenyamanan dan keharmonisan dalam keluarga.
2.
Masalah Percintaan
Dalam masalah percintaan remaja harus mengetahui
batasan-batasan dalam berpacaran, agar tidak
terjerumus dalam pergaulan bebas (free seks). Oleh sebab itu remaja di harapkan lebih
mendekatkan diri kepada-Nya.
3.
Masalah Lingkungan
Dalam masalah lingkungan, remaja harus bisa membatasi
pergaulan dan bisa memilih mana pergaulan yang positif dan negatif. Karena,
lingkungan juga berperan penting terhadap perubahan perkembangan remaja.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa
kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku
remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok
(teman sebaya) lebih erat dibandingkan dengan orang tua.
Ciri-ciri remaja, yaitu pemekaran
diri sendiri (extension of the self), kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication) dan memiliki
falsafah hidup tertentu (unifying
philosophy of life). Tahap-tahap perkembangan remaja terdiri dari periode masa pra pubertas usia 12-18 tahun, masa pubertas usia 14-16 tahun merupakan masa remaja
awal, masa akhir pubertas usia 17-18 tahun merupakan peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, dan periode remaja adolesen usia 19-21 tahun merupakan masa akhir remaja. Aspek-aspek
perkembangan remaja terdiri dari perkembangan fisik, perkembangan kognitif, dan
perkembangan kepribadian dan sosial. Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan remaja meliputi faktor pribadi, faktor keluarga, dan lingkungan
sosial dan dinamika perubahannya. Selain itu juga terjadi perubahan pada diri
remaja baik perubahan fisik maupun psikologis.
B.
Saran
Perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik batin
maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan pada
remaja tersebut. Agar remaja tidak terjerat dalam peragulan-pergaulan bebas
yang dapat merugikan diri meraka, orang tua juga harus memberikan perhatian
yang penuh terhadap anak-anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar